Jumat, 13 Juli 2012

Cikal Bakal Korupsi

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.37

Ternyata di apotek juga terjadi hal seperti layaknya sang koruptor. Astagfirulloh…
Kejadian ini pertamanya saya pergi ke seorang dokter spesialis yg tidak terkontrak oleh kantor papah saya, dengan begitu maka harus ada surat pengantar dari dokter lain.
Setelah saya memeriksakan keluhan, sang dokter pun memberi saya resep dan segera untuk menebusnya. Namun, karena apotek yg ada di dokter tersebut tak di kontrak oleh kantor papah, maka saya pun pergi ke apotek lain yg dikontrak untuk menebus obatnya.
Sebelum saya menebus obatnya, saya harus ke dokter lain (yg di kontrak) untuk meminta surat pengantar. Di dokter itulah saya mengetahui apa saja obat yg dianjurkan oleh dokter spesialis tadi, dokter ini menjelaskan manfaat obat itu satu persatu.
Setelah itu saya pergi ke apotek ‘ternama’ di Indonesia (mungkin). Pasti semua orang juga tau apabila saya menyebutkan ‘merk’ apotek tersebut. Saya segera menyerahkan resep dan menunggu lumayan lama. Setelah saya menerima obat lantas saya pulang ke rumah. Setelah dilihat-lihat saya baru sadar kok ada satu macam obat yg berbeda dengan obat yg tadi dijelaskan oleh dokter, menurut dokter tersebut juga merk obat ini lebih murah dari merk yg dianjurkan oleh dokter spesialis tersebut. Itu artinya sang apoteker mengganti obat yg ada di resep dengan obat yg lain yg lebih murah namun dengan bayaran yg sama seperti yg terdapat di resep.
Sungguh ironis praktek kerja di Indonesia ini.


-13 Juli 2012-

0 komentar:

Posting Komentar

 

Exemplary Life Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review