Sabtu, 23 Oktober 2010

Berubah

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.51 0 komentar
Hamba ingin selalu berada di dekat-Mu Tuhanku...
Hamba ingin berubah...
Ingin menjalani hidup karena-Mu...
Dan selalu mencari keridhoan-Mu...

Hamba ingin mencintai-Mu sepenuh hatiku...
Bantu hamba untuk selalu melakukan yang terbaik yang selalu ingat akan akhirat-Mu...
Bantu hamba Ya Rabbi...

Buang sifat buruk yang selama ini menghantui hamba...
Hamba mohon bantuan-Mu...
Untuk menjadi muslim yang sejati karena-Mu...

Selalu Terkenang

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.49 0 komentar
Ragamu lemah.
Tak berdaya.
Di atas kapuk yang terbalut kain.

Keseharianmu...
Hanya terbaring.
Dalam kesakitan yang kau rasa.

Tidurmu...
Ditemani cairan infus.
Yang larut dalam darahmu.

Terkadang...
Engkau merasa terganggu.
Dengan pendamping hidupmu.
Yang selalu ingin berada dekat disampingmu.

Benda yang dianggap penyembuh.
Kau telan dengan penuh kesabaran.
Setiap hari beberapa kali.

Engaku sudah terbiasa.
Dengan makhluk berbaju putih-putih.
Mengontrol ragamu yang sedang lemah.



Apa...
Sing kiat nya!
Sing sabar!
Ku abi di du'akeun!
(waktos nuju di rumah sakit keneh)

-Ditha-

Surat Cinta untuk Rasululloh SAW.

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.47 0 komentar

Assalmualaikum Wr. Wb
Ya Rosullulloh…
Aku rindu padamu.
Aku ingin bertemu denganmu.
Aku mencintaimu sebagai suri tauladan.
Aku mencintaimu sebagai Rosulku.
Aku mencintaimu sebagai pemimpinku.
Pemimpin yang bijaksana.
Pemimpin yang sabar.
Pemimpin yang peduli terhadap umat-umatmu.
Pemimpin hingga akhir zaman.
Pemimpin yang tangguh.
Pemimpin yang selalu berjihad di jalan Alloh.
Pemimpin yang tak mengenal kata lelah.
Pemimpin yang kuat.
Izinkan aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku ya Rasullulloh.
Keikhlasanmu begitu indah dalam hidupmu.
Ya Rasullulloh…
Izinkan aku menulis surat cinta ini untukmu dengan imanku yang begitu belum sempurna sepertimu. Ingin rasanya Engkau menoleh dan tersungging senyum di bibirmu untukku. Rasanya aku hamba Alloh satu-satunya yang sangat bahagia ketika itu. Ingin rasanya Engkau membaca surat ini. Walaupun tidak mungkin hal itu terjadi namun aku akan terus berjuang demi tersampainya surat ini padamu.
Rasanya mata ini tak dapat menahan bendungan air mata untuk menulis surat cinta ini kepadamu ya Rasullulloh. Hati ini bergetar hebat ketika hendak menulis namamu. Mata ini terpejamkan oleh hangatnya  perjuanganmu. Hatipun ikut menangis ketika mengingatmu ya Rasullulloh. Terlalu banyak kata yang ingin aku lontarkan kepadamu hingga terasa sulit aku menuliskannya.
Ya Rasullulloh hidupmu begitu penuh dengan kesabaran yang tiada bandingannya. Ingin sekali aku meniru segala kebaikanmu. Meniru semua sifatmu. Meniru semua gerak-gerik dirimu.
Segala tingkah laku semua muslim yang ada di muka bumi ini berlandaskan atas tingkah lakumu ya Rasullulloh. Itu menunjukkan bahwa betapa mulianya dirimu. Engkau lelaki yang sangat tangguh dengan keimananmu yang begitu sempurna kepada Yang Maha Kuasa. Engkau selalu berani berjihad di jalan-Nya. Tiada kata takut bagimu ya Rasullulloh.
Musuh yang selalu mencibirmu, meludahimu, melemparkan kotoran kepadamu ketika engkau hendak keluar rumah, engkau hadapi mereka dengan sabar serta kebijaksanaanmu. Bahkan ketika musuh itu jatuh sakit, engkau orang yang pertama menengoknya. Subhannalloh… Aku sangat bangga padamu ya Rasullulloh.
Bila boleh aku berandai-andai ingin sekali aku merasakan kelembutan hatimu. Ingin sekali aku hidup pada zamanmu.
Ya Rasullulloh.
Tidak habis ku tulis kata sabar dan bijaksana untukmu.
Ya Rasullulloh…
Tak kuasa aku menahan rasa ingin bertemu denganmu.
Berbagi cerita denganmu.
Berbagi kasih denganmu.
Ya Rasullulloh…
Sulit sekali di zaman sekarang menemui lelaki sepertimu yang berperang demi kebenaran.
Ingin sekali berteriak dengan menyebut namamu ya Rasullulloh. Berteriak dan berteriak demi pertemuan denganmu yang sangat aku dambakan. Dan aku ingin sekali mengetahuimu secara utuh.
Ya rasullulloh…
Rindu ini hanya untuk Alloh serta hanya untukmu wahai kekasih Alloh.
Betapa bahagianya dirimu yang telah dipertemukan dengan Raja seluruh alam ini. Aku menginginkan akan menyusulmu ke surga-Nya. Dengan berbekal semua syafaatmu. Aku akan berjuang demi pertemuanku denganmu dan dengan-Nya.
Ya Rasullulloh…
Apabila inginnya pertemuanku denganmu tidak terwujud. Tidak apa-apa. Karena aku melihat kondisiku yang belum seutuhnya memenuhi syariat-syariatmu maka aku belum pantas menemuimu di surga-Nya. Namun izinkan aku bertemu denganmu di dalam mimpiku. Izinkan aku berbincang-bincang denganmu di dalam mimpi itu. Biarlah pertemuan itu singkat namun bermakna bagiku.
Ya Rasullulloh…
Ingin sekali Engkau membelaku saat datangnya azab yang menimpaku. Engkau memohon kepada Alloh agar aku dibebaskan dari jeratan azab-Nya. Engkau berbicara pada-Nya bahwa Engkau mencintaiku sebagai umatmu. Aku akan sangat bahagia dan terharu ketika itu. Dan akan sangat berterima kasih kepadamu wahai Rasul Allah.
Aku memohon maaf atas syafaat-syafaatmu yang belum aku kerjakan. Mohon maaf atas kurangnya renunganku untukmu sedangkan Engkau mati-matian berjuang membela yang hak dan menghancurkan yang bathil. Akhir kata dalam surat ini, “Aku sangat merindukanmu.”
Wassalamualaikum Wr. Wb

Tasikmalaya, 19 Ramadhan 1431 H


                                                                                                                  Umatmu yang merindukanmu

(Ditha)

You Are My family Heroes

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.39 0 komentar

You're weak.
Helpless.
On top of the mattress is wrapped in cloth.

Everyday ...
Just lay.
In pain you're feeling.

Sleep ...
Accompanied by intravenous fluids.
That dissolve in your blood.

Sometimes ...
You feel disturbed.
With a life companion.
Who always wanted to be close beside you.

Things that are considered healers.
You swallow them with patience.
Every day several times.

You are already accustomed.
With a white dress and white creature.
Controlling your body is weak.

By : Ditha Ismira Intania

Pengalaman Berharga

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.38 0 komentar

         Pengalaman berharga bagi saya adalah ketika saya bersama teman-teman sekolah saya mengunjungi universitas-universitas ternama di Indonesia. Itu buat saya sangat berharga. Karena selain pertama kalinya saya mengunjungi universitas-universitas tersebut saya juga menjadi lebih tahu tentang sulitnya bersaing dalam bidang pendidikan. Dan membuat saya sadar bahwa hidup di dunia ini tak berarti apabila kita tak mencari ilmu setinggi mungkin. Itu juga dapat menjadi motivasi buat saya untuk selalu berprestasi dan berusaha menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Karena sesungguhnya di dalam agama Islam mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap umat muslim. Semakin hari persaingan akan semakin ketat dalam dunia pendidikan ini bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Terkadang saya merasa miris melihat umat muslim pendidikannya terbelakangi oleh umat lainnya. Sekarang umat lainnya dapat berprestasi lebih baik dibandingkan dengan umat muslim. Mengapa pendidikan di umat muslim meredup?
         Itu membuat saya bersemangat untuk tetap berjuang dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengangkat nama baik umat muslim. Dalam kunjungan saya ke universitas-universitas tersebut saya lebih tahu banyak tentang jurusan-jurusan dan seluk-beluknya. Tetapi yang perlu saya garis bawahi adalah persaingan semakin ketat saja. Kemauan saya setelah lulus SMA, saya ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Itu sungguh membuat saya lebih berfikir dua kali dalam belajar. Pengalaman berharga yang tak dapat saya lupakan untuk memberi semangat untuk tetap berprestasi. Semoga kedepannya saya bisa lebih baik. Amin…



-Selesai-
(Ditha)

Keistimewaan Dibalik Ke-CULUNAN

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.36 0 komentar

Sinopsis

Suatu zaman ada seorang anak gadis yang lugu dan culun bernama Laras. Itu dibuktikan dengan cara dia berpenampilan. Apabila di kampus dia suka diolok-olok oleh para mahasiswa laki-laki atau pun perempuan. Sebenarnya Laras anak orang kaya. Ayahnya seorang pengusaha sukses di ibu kota. Kadang Laras merasa tidak percaya diri untuk tampil di depan umum. Dia tidak suka keluar kecuali pergi ke kampus atau mengantar ibunya belanja. Kesehariannya hanya berdiam diri di rumah.
Di kampus Laras mempunyai seorang sahabat bernama Diva. Diva itu orangnya baik, cantik, gaul layaknya remaja pada zaman sekarang. Diva orangnya sederhana. Dia anak seorang buruh tani. Tetapi Diva itu pintar sehingga memperoleh banyak beasiswa.
Balik lagi ke Laras… Laras suka bercerita ke Diva bahwa ada seseorang yang dia sukai dan itu adalah Josh, yang notabene banyak disukai oleh para cewek-cewek yang ada di kampus. Suatu ketika Diva keceplosan memberitahu Josh bahwa Laras sangat menyukai dan mengagumi Josh. Mendengar hal itu, Josh malah mengejek-ejek Laras. Sampai-sampai Josh memberitahu teman-temannya. Berita tentang Laras, seorang mahasiswi lugu dan culun, menyukai dan naksir kepada Josh, seorang mahasiswa keren yang banyak digandrungi para cewek, telah beredar di seantero kampus. Berita itu sampai terdengar oleh Ketty, mahasiswa terkenal cantik di kampus yang juga sangat menginginkan Josh. Dengan sikap juteknya, Ketty sering memarah-marahi dan mengejek-ejek Laras dan Ketty selalu bilang bahwa sampai kapan pun Laras tak mungkin dan tak pantas bisa memiliki Josh.
Suatu hari, Laras menemani Diva untuk pemotretan salah satu majalah ibu kota. Karena saat itu, Diva sudah menjadi seorang model majalah. Di tempat pemotretan Diva, Laras bertemu dengan sutradara film terkenal di ibu kota. Dan tanpa sengaja Laras dilirik dan bahkan ditawari main film.
Empat bulan kemudian, Laras sudah menjadi seorang artis terkenal. Penampilannya pun berubah sangat drastis. Dia tidak lagi terlihat culun malah dia sangat cantik, bahkan kecantikannya bisa melebihi Ketty. Dan dia tidak lagi lugu, dia sudah sangat berani dan percaya diri untuk tampil di muka umum.
Ketika Laras ke kampus banyak para mahasiswa yang tak percaya itu adalah Laras, anak yang dulunya lugu dan culun, sekarang tampil sangat cantik dan menjadi seorang artis pula. Banyak cowok-cowok yang waktu dulu mengejek-ejek sekarang malah sebaliknya, para cowok tersebut selalu Josh sangat terpesona melihat kecantikan Laras. Dan josh mengatur rencananya untuk mendekati Laras.
Pada malam minggu, Josh mengajak Laras mengunjungi suatu tempat yang sangat indah yang sebelumnya sudah terencana menggodai Laras termasuk seorang cowok yang dulu Laras taksir yaitu Josh. Sekarang oleh Josh. Dan ternyata, disana Josh menembak Laras untuk menjadi pacarnya. Laras sangat senang sekali. Dan akhirnya, cowok yang dari dulu dikagumi, disukai, dan ditaksir oleh Laras sekarang telah menjadi pacarnya. Ternyata Josh adalah pacar pertama Laras.


Naskah


Di atas panggung terlihat banyak orang berkeliaran menandakan keramaian di salah satu kampus. Terlihat orang-orang tersebut meiliki aktifitas tersendiri. Segerombolan cewek-cewek sedang berkumpul, ada juga yang hanya duduk-duduk saja dan terlihat hendak sibuk menulis entah itu tugas kuliah atau bukan. Ada juga yang lari terburu-buru karena takut kesiangan masuk kelas.
Kemudian datang seorang cewek yang berjalan dengan hanya menundukkan kepala. Dia bernama Laras. Dia berpakaian rok panjang dan baju tangan panjang, rambutnya dikucir dua, dan dia memakai kacamata tebal. Kemudian Laras bertemu dengan seorang cewek cantik temannya yaitu Diva.

Laras   : (duduk di kursi panjang sambil membaca novel)
Diva    : “Hai ras.” (duduk disamping Laras)
Laras   : “Hai Div.” (menghentikan bacaannya)
Diva    : “Masuk kelas yuk….”
Laras   : “Ayo.”

(Mereka berdua beranjak dan berjalan menuju kelas yang jaraknya lumayan jauh. Di perjalanan mereka mengobrol)

Laras   : “Eh div, gimana dengan seleksi model yang kemarin kamu ikutan itu? Kamu lolos?”
Diva    : “Oh iya… Aku lupa bilang ke kamu. Aku lolos masuk tiga besar. Itu artinya sebentar lagi aku akan menjadi model terkenal kaya Dian Sastro itu lhooooo….”
Laras   : “Wah hebat kamu Div. Ternyata selama ini usaha kamu gak sia-sia. Selamat ya!”
Diva    : “Iya, itu juga berkat dukungan dari kamu juga ras.”
Laras   : (tersenyum)

(Mereka sampai di kelas dan segera menduduki kursi mereka masing-masing secara bersebelahan. Terlihat beberapa mahasiswa sudah menduduki sebagian kursi di kelas itu. Dan mereka melanjutkan pembicaraannya)

Diva    : “Oh iya ras… kemarin kan kamu sempat cerita ke aku tentang cowok yang kamu taksir itu. Kamu belum bilang kan siapa cowoknya? Nah sekarang aku mau tanya, emang siapa sih cowok yang kamu taksir itu?”
Laras   : (tersipu malu) “mmmm…. Oh itu eeh…” (gelagapan)
Diva    : “Ayolah siapa cowok itu? Masa kamu gak kasih tahu aku.”
Laras   : “Aku malu div.”
Diva    : “Ya ampun Laras, aku ini kan teman kamu jadi ayo beritahu aku!”
Laras   : “Tapi kamu jangan bilang ke siapa-siapa ya!”
Diva    : “Oke deh, ayo cepetan bilang!” (tak sabar)
Laras   : “A…aku…aku…aku menyukai Josh.” (menundukkan kepalanya, menahan rasa malu)
Diva    : (kaget) “Hah… apa? Kamu suka sama Josh yang so cool gitu? Apa aku gak salah denger?”
Laras   : “Tuh kan Diva… Kamu gak salah denger ko. Gak tahu kenapa aku bisa suka sama Josh. udah deh Div aku kan jadi malu…”
Diva    : “Kamu tahu kan Josh itu siapa? Dia itu cowok paling keren dan banyak cewek-cewek yang ngantri pingin jadi pacarnya….”
Laras   : “Iya aku juga tahu itu, aku juga gak tahu kenapa kalau aku ketemu dia hati aku suka gemeteran.”
Diva    : “Kamu juga tahu kan si nenek sihir yang super duper jutek  dan galak di kampus ini suka sama Josh. Dan siapa saja yang berani mendekati Josh, dia gak segan-segan buat ngelabraknya.”
Laras   : (bingung) “Hmm… Siapa yang kamu maksud, div?”
Diva    : “ Itu lho, si Ketty.”
Laras   : “Oh….”

(Bapak dosen pun masuk dan mengakhiri pembicaraannya tentang si Josh itu)

            Ketika jam masuk kuliah sudah selesai, Laras buru-buru pulang katanya mau nemenin Ibunya belanja. Dan Diva pun berjalan sendirian.
            Diva duduk di kursi lorong. Saat itu ada yang duduk di sebelahnya. Ternyata dia Josh. Kemudian mereka mengobrol tentang masa-masa mereka SMA, maklum mereka satu SMA waktu itu. Ketika asyik ngobrol Diva menanyakan sesuatu kepada Josh.

Diva    : “Josh aku mau tanya boleh?”
Josh     : “Boleh Lah… Emang mau Tanya apa?”
Diva    : “Kamu udah punya cewek belum sih?”
Josh     : (heran) “Kenapa emangnya?”
Diva    : “Nggak aku Cuma Tanya aja.”
Josh     : (berbicara meyakini) “Nggak… Aku gak punya cewek, emang kenapa sih?”
Diva    : “Oh, nggak… itu teman aku ada yang suka sama kamu.” (Ups… keceplosan, kaget, menundukkan kepala)
Josh     : “Emang siapa teman kamu yang suka sama aku?”
Diva    : “Oh nggak ko bukan… bikan aku Cuma bercanda.”
Josh     : “Aku tahu kamu emang serius tadi.”
Diva    : “Hmm… Yang suka sama kamu itu….” (pura-pura berfikir) “Laras….”
Josh     : “Hah Laras? Yang super culun itu? Hahaha….” (tertawa mengejek)
Diva    : “Hush… kamu jangan gitu, itu kan teman aku!”
Josh     : (masih terus tertawa dan menggeleng-gelengkan kepala)

(Lalu Josh memberitahu teman-temannya yang ada disamping dia. Dan mereka semua pun tertawa terbahak-bahak)

            Keesokan harinya, tak tahu darimana mahasiswa-mahasiswa tahu bahwa Laras menyukai Josh. beritanya sudah menyebar. Dan terdengar oleh Ketty, cewek yang terkenal cantik, yang mengejar-ngejar Josh. Dan ketika itu Ketty menemui Laras untuk member pelajaran.

(terlihat Laras sedang duduk di kursi dan Ketty menghampirinya)

Ketty   : “Heh culun… katanya kamu suka sama Josh ya?” (tersenyum melecehkan)
Laras   : “Eh… Hmm… Nggak kok.”
Ketty   : “Alllllaaaahh jangan pura-pura deh… Aku udah tahu ko.”
Laras   : “Kamu tahu darimana?” (berbicara ketakutan)
Ketty   : “Ngaak penting aku tahu darimana….”
Laras   : (terdiam)
Ketty   : “Heh denger ya… Kamu tuh gak akan bisa ngedapetin Josh, jadi percuma aja kamu suka sama dia, Josh itu gak akan suka sama kamu. Ngaca dong… Punya kaca gak di rumah. Kasihan banget sih kamu….” (sinis)
Laras   : (masih terdiam dan agak ketakutan dengan nada suara Ketty)

(Ketty meninggalkan Laras yang masih terdiam)

            Ketika itu Laras tidak memikirkan siapa yang telah menyebarkan berita itu. Sekarang Laras lebih memikirkan apa yang dikatakan Ketty. Dan dia mau melupakan Josh.

            Sebulan kemudian, Laras telah bisa melupakan Josh.
           
(di kampus Laras bertemu Diva)

Diva    : “Eh Ras… sekarang aku mau ada pemotretan nih, kamu anter aku yuk, mau gak?”
Laras   : “Lama gak, Div?”
Diva    : “Nggak kok… Sebentar, mau ya?” (dengan nada memohon)
Laras   : “Hmm… Ayo deh, aku mau. Sekalian aku mau liat gimana kamu bergaya dalam kamera.” (tersenyum menggoda Diva)
Diva    : (membalas senyum Laras) “Ayo deh… Kita pergi sekarang!”

(lalu mereka pun pergi ke tempat pemotretan)

(setelah sampai, Laras disuruh menunggu)

Diva    : “Tunggu ya Ras, kamu dudk disini aja.” (menyodorkan kursi kepada Laras)
Laras   : “Oh iya, makasih.”
Diva    : (tersenyum dan segera masuk ke ruangan untuk ganti baju dan bermake-up)

(laras duduk di sebelah laki-laki yang umurnya masih belum tua-tua amat ko. Gayanya aja masih kaya anak zaman sekarang. Tapi Laras berfikir… perasaan dia pernah liat laki-laki itu, tapi dimana ya? Hmmm… oh iya itu kan sutradara yang terkenal itu yang bernama Aldo. Laki-laki itu melirik kea arah Laras yang dari tadi memperhatikannya)

Aldo    : “Hai.” (tersenyum kea rah Laras)
Laras   : (kaget, ternyata dia menyapa) “Eh… Hai.”
Aldo    : “Kamu lagi apa disini?”
Laras   : “Aku lagi nemenin temen yang ada pemotretan.”
Aldo    : “Oh… kamu gak ikut pemotretan aja? Padahal kalau kamu mau dirubah kamu sebenarnya cantik sekali lho.”
Laras   : (tersipu malu)
Aldo    : “Kenalin aku Aldo.”
Laras   : “Aku tahu ko, mas yang sutradara terkenal itu ya? Aku laras.”
Aldo    : “hehehe… Iya, kamu tahu juga.”
Laras   : (tersenyum)
Aldo    : “Kamu mau main film gak? Kebetulan aku lagi nyari tokoh buat filmku yang baru. Dan dari tadi aku lihat kamu cocok dengan karakter tokoh yang ada dalam cerita.”
Laras   : (sumringah) “hah… beneran mas? Aku mau banget…”\
Aldo    : “Ok… Aku tunggu besok disini juga buat kasting dulu. Ok?”
Laras   : “Ok… dengan senag hati.” (tersenyum bahagia)
Aldo    : (pergi meninggalkan Laras yang masih tersenyum bahagia)

            Empat bulan kemudian, Laras telah menjadi artis terkenal. Di kampus Laras juga menjadi terkenal. Dan banyak cowok-cowok di kampus yang kagum akan perubahannya menjadi sangat cantik. Josh yang dahulu mengejek-ejek Laras sekarang malah mengatur rencana buat ngedapetin Laras. Kali itu Laras lebih sering menyempatkan waktu buat mengobrol dengan Josh. Dan pada akhirnya Josh mengajak Laras pergi malam minggu ke suatu tempat.

(Josh menjemput Laras dengan motornya, dan melesat pergi)

(sesampainya disana Josh menutup mata Laras dan membopongnya ke tempat yang dituju)

Laras   : “Josh mau kemana sih ini? ko pake ditutup-tutup mata segala?”
Josh     : “udah jangan banyak tanya, ntar juga kamu tahu.”

(Josh membantu Laras duduk di kursi dan membuka penutup matanya)

(Laras sangat terkejut melihatnya, gak nyangka Josh bakalan ngajak dia ke tempat yang begitu indah ini)

Josh     : (menatap Laras) “Gimana… Suka gak? Sengaja aku ajak kesini mau ada yang akau omongin.”
Laras   : (masih kagum melihat tempat yang begitu indah ini) “Aku suka ko. Emang kamu mau ngomong apa sama aku?”
Josh     : “Langsung aja ya?”
Laras   : “Ya udah langsung aja! Mau ngomong apa?”
Josh     : “Kamu mau gak jadi pacar aku ?”
Laras   : (melongo kaget)
Josh     : “Kenapa? Kaget ya?”
Laras   : “Kamu serius?”
Josh     : “Aku serius… Emang tampang aku lagi bercanda apa?”
Laras   : “Beneran?”
Josh     : (tersenyum) “Aku benar-benar mencintai kamu ras. Aku ingin kamu menjadi pacar aku. Aku sangat sayang padamu.” (menatap Laras dalam-dalam)
Laras   : “Aku juga sayang kamu. Aku mau jadi pacar kamu.” (tersenyum bahagia)

            Dan akhirnya setelah Laras mengidam-idamkan Josh sejak lama, sejak dia masih culun, akhirnya sekarang mereka resmi berpacaran. Dan mereka bahagia dengan percintaan mereka. Sekarang hari-hari mereka penuh dengan kasih sayang.




***Selesai***
(Ditha)
 

Exemplary Life Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review