Sabtu, 23 Oktober 2010

Cita-Citaku

Oleh Ditha Ismira Intania di 20.07

         Cita-cita… apa itu yang di namakan cita-cita? Menurut saya cita-cita adalah keinginan kita atau kehendak kita yang selalu ada dalam fikiran untuk melangsungkan hidup dengan baik, entah itu tercapai atau tidak yang penting sekarang kita hanya bisa berusaha untuk mencapai cita-cita tersebut. Banyak hal dan rintangan yang harus kita lalui untuk mencapai cita-cita kita. Semua orang pasti mempunyai cita-cita masing-masing. Karena kita sebagai makhluk Allah swt. berhak untuk mendapatkan hidup bahagia. Cita-cita juga dapat memberi kita semangat untuk menjalani kehidupan di dunia ini.
        Dari kecil sampai sekarang saya berumur 16 tahun, saya mempunyai cita-cita yang berbeda-beda. Entah apa faktor yang bisa menyebabkan saya mempunyai cita-cita berbeda-beda tersebut. Mungkin saja kedepannya saya juga mempunyai cita-cita yang berbeda dengan sekarang. Kalau berbicara tentang cita-cita, jujur, saya masih bingung dengan cita-cita saya.
         Sejak kecil cita-cita saya ingin menjadi seorang dokter. Itu kebanyakan jawaban anak-anak TK atau SD ketika ditanya tentang cita-citanya oleh guru mereka atau oleh orang lain. Begitu juga saya selalu saja ketika masih SD sering memberi jawaban seperti itu. Sejak kecil saya berfikiran menjadi dokter itu enak, banyak uang, karena dokter identik dengan kekayaan. Dengan kekayaan hidup akan selalu diliputi rasa bahagia. Bukan seperti penarik becak yang hidupnya itu terlihat sangat sulit. Setiap harinya harus berjuang dengan bercucuran keringat, menahan sinar matahari yang menyengat tubuhnya, atau ketika hujan mereka kehujanan. Dengan penghasilan yang belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Berbeda dengan dokter yang menjalani hidupnya dengan duduk di ruang praktek, memeriksa orang-orang yang sakit, memberi resep pada suster untuk memberi obat pada pasien, atau masih banyak lagi. Apabila diamati, dokter tidak secapek orang penarik becak. Penghasilan dokter pun lebih dari cukup untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Sangat bahagia apabila saya bisa menjadi dokter. Itu yang difikirkan saya ketika masih kecil. Sungguh menakjubkan bukan…
         Tetapi ketika saya duduk di bangku SMP cita-cita saya berubah, bukan ingin menjadi dokter tetapi saya ingin sekali menjadi seorang sastrawan Indonesia. Entah mengapa sejak itu saya ingin sekali menjadi sastrawan Indonesia, apalagi saya belum tahu sepenuhnya tentang sastrawan Indonesia. Hanya saja ketika itu saya menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Apabila ditanya, mengapa memilih menjadi sastrawan Indonesia untuk menjadi cita-citamu?  Mungkin itu alasan saya ingin menjadi sastrawan Indonesia. Sungguh simple alasan saya ketika itu ingin menjadi sastrawan Indonesia. Tetapi mungkin jawaban yang demikian bisa saja membuat saya menjadi seorang sastrawan Indonesia.
         Seiring berjalannya waktu dan saya bisa mengetahui kemampuan saya, berubah lagilah cita-cita saya. Sekarang yang ada dalam benak dan keinginan saya ingin sekali menjadi orang yang ahli dalam bidang pertanian. Pertanian… Why not? Menurut orang yang ada di sekitar saya pertanian itu hanya mencangkul tanah atau menjadi petani. Tetapi buat saya pertanian itu sungguh mengagumkan. Bisa saja kita menjadi Menteri Pertanian. Lumayan buat kelangsungan hidup. Pertanian juga bisa membuat tanah Indonesia ini menjadi terlihat lebih indah, memberikan kesan segar, memperbaiki alam yang saat ini sudah rusak karena ulah manusia juga. Dengan pertanian saya bisa lebih bangga dengan diri sendiri. Pertanian juga bisa membuat masyarakat atau pun makhluk hidup di dunia ini aman. Begitu pun dengan cita-cita saya setelah lulus SMA ingin melanjutkan kuliah di jurusan pertanian. Buktinya di salah satu Perguruan Tinggi ternama di Indonesia jurusan pertanian salah satu jurusan yang di banggakan dan populer. Sekarang saya sedang berusaha untuk mencapai cita-cita tersebut. Tidak ada salahnya kita mempunyai cita-cita dan bermimpi menjadi orang yang hebat. Perjalanan saya masih panjang, masih banyak rintangan yang perlu saya lalui. Selain berusaha, saya juga banyak berdoa karena sesungguhnya nasib kita ditentukan oleh Allah swt. Hanya Allah swt. –lah yang tahu. Begitu juga dengan takdir yang Allah swt. rencanakan kepada kita.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Exemplary Life Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review