Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, hari sabtu (25/9) mengisi ceramah pada acara Muktamar Persis XIV. Kali ini merupakan kesempatan bagi tim Q-Smart untuk berbincang-bincang bersama beliau. Suatu kebanggan yang luar biasa bagi kami bisa bertemu langsung dan berbincang-bincang mengenai system pendidikan di Indonesia saat ini.
Hal yang paling diresahkan oleh kalangan pelajar menengah atas kelas akhir yaitu adanya Ujian Nasional (UN). Melihat dari UN yang diselenggarakan April 2010 kemarin, banyak siswa-siswi SMA maupun SMK yang bisa dikatakan stress apabila akan menghadapi UN. Sungguh hal ini sangat meresahkan masyarakat khususnya orang tua siswa itu sendiri.
Tahun ajaran sekarang ada isu yang beredar di kalangan pelajar mengenai UN tidak akan dilaksanakan pada tahun berikutnya layaknya telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Isu tersebut membuat para siswa-siswi kelas akhir bertanya-tanya apakah benar adanya isu tersebut. Apabila ditanya tentang isu tersebut pastinya mereka terlihat gembira karena beban yang mereka punya sedikit berkurang.
Untuk menjawab isu tersebut maka kami menanyakan langsung kepada yang bersangkutan yaitu Bapak Mendiknas. Dengan kepecayaan diri kami, setelah beliau selesai ceramah dan hendak melanjutkan perjalanannya, kami langsung menyerbu beliau dan tak ayal wartawan-wartawan lainnya pun ikut mewawancarainya. Beliau menegaskan tentang isu tersebut kepada kami, “ada dan tidaknya UN, jangan takut, hadapi saja, dan kalian harus siap mengahadapi UN!”
Beliau juga tak henti-hentinya mengucpakan kata “Semangat” kepada kami selaku siswi SMA. Sungguh bergetar hati kami karena secara tidak langsung beliau telah menjadi motivator kami untuk terus berjuang menghadapi system pendidikan saat ini. “Tidak usah khawatir, jangankan ujian sekolah, ujian internasional pun kalian harus siap,” ujar beliau. Beliau juga memberi semangat kepada kami bahwa UN itu persis sama seperti mati. Karena kita sebagai manusia harus siap apabila sewaktu-waktu kita mati, begitu pun dengan ujian beliau mengatakan, “persiapkanlah!”
Syarat kelulusan menjadi buah bibir di kalangan pelajar. Ada yang mengatakan bahwa kelulusan tidak hanya ditentukan oleh UN, namun ditentukan juga oleh pihak sekolah. “Syarat kelulusan bagi siswa SMA itu ada empat, yaitu telah selesai programnya selama 3 tahun, akhlaknya bagus, lulus ujian yang diselenggarakan sekolah sendiri, dan lulus ujian nasional,” begitu Bapak Nuh menjelaskan kriteria kelulusan.
Tak lupa sebagai siswi SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kami pun bertanya-tanya mengenai Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Tak sedikit PTN-PTN yang membebani siswa-siswi dengan biaya yang mahal. Otomatis apabila orang yang tidak mampu membiayai kuliahnya, mereka sama sekali tidak bisa melanjutkan pendidikannya. “Belajar yang rajin saja, sekarang banyak beasiswa-beasiswa bidik misi, ada biaya tidak bayar, beasiswa bulanan 500-600 ribu. Yang penting jangan masuk di kuadran empat, sudah tidak punya, haho (kurang pintar) lagi,” begitu tanggapan beliau selaku mantan Rektor Institut Sepuluh Nopember (ITS) tahun 2003-2006.
Selesailah perjumpaan dan perbincangan kami bersama Mendiknas RI yang juga pernah menjabat sebagai Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informasi) Republik Indonesia. Perjumpaan yang ditemani oleh awan kelabu, sungguh singkat namun sangat bermakna. Akhir kata yang beliau ucapkan kepada kami, “semangat… semangat… semangat… dan semangat!” Begitulah cara beliau memberi motivasi kepada kami. (Ditha)
0 komentar:
Posting Komentar